Songsong HUT RI Ke- 80 Muspika Bersama TNI Karya Bakti Bersihkan Sampah Sungai Tanggul

Jember,http://radarreclasseering.com  –Muspika Tanggul Jumat pagi sekitar pukul, 08.30 Wib, telah melaksanakan kegiatan Karya Bakti di sepanjang aliran sungai Tanggul disebabkan banyaknya kotoran dan sampah yang mengakibatkan penyempitan pada aliran sungai Tanggul.

Kegiatan Karya Bakti ini melibatkan Koramil 0824/16 Tanggul, Anggota Yonif 515, Staf dan Karyawan Kecamatan, serta Kades atau perangkat desa, Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Dinas Pengairan, Satpol PP, dan warga masyarakat setempat yang turut serta Karya Bakti.

 

Karya Bakti Sungai Tanggul dalam rangka menyongsong HUT RI Ke- 80 yang menjadi sasaran kebersihan di sungai Tanggul, awal hulunya dari Karanglo dan berakhir di Pondok Dalem. Itupun kalau tidak terjadi penyempitan pada sungai Tanggul, diperkirakan luasan sekitar 20 meter.

Di utara jembatan sungai Desa Manggisan dan Desa Tanggul Wetan adalah yang mengalami penyempitan dan pendangkalan terhadap sungai tersebut. Dikarenakan yang berada di titik pusaran atau tempat tikungan sungai Tanggul tersebut.

“Camat Tanggul Hanifah, hari ini Jumat bersih-bersih sungai tepatnya di jembatan Pak Jenggot sampai di jembatan 515 dengan jarak tempuh sekitar 1 Kilo. Kami bersama Muspika Tanggul dalam rangka bersih-bersih lingkungan, dan sekaligus untuk menyadarkan warga masyarakat. Agar warga masyarakat tidak lagi membuang sampah di sepanjang sungai Tanggul, dan sebenarnya kegiatan seperti ini kami lakukan disetiap musim hujan untuk mengurangi resiko musim banjir, dan kegiatan kali ini kami libatkan dari warga sekitar mulai dari Desa Manggisan,

Patemon, Tanggul Kulon, Tanggul Wetan, dan Koramil 0824/16 Tanggul beserta Anggota Yonif 515, Staf dan Karyawan Kecamatan. “Biasanya ini dilakukan setiap musim penghujan, dan mudah-
mudahan tahun ini bisa dilakukan sampai dengan menjelang musim hujan”Ujar Hanifah.

Danramil 0824/16 Tanggul Letu Inf. M. Holil Adenan, menyampaikan “Apabila benar-benar pemerintah ingin menormalisasi maka menggunakan alat berat jangan dengan tenaga manual. Sekarang membersihkan sampai sekitar 1 Kilo meter sampai di jembatan Asrama 515 Tanggul”.

Disamping itu Danramil Tanggul mengharap pada masyarakat di sepanjang bantaran sungai maupun masyarakat yang jauh dari sungai untuk tidak membuang sampah ke sungai. Karena sudah kebiasaan masyarakat membuang sampah ke sungai di pagi hari.

Kebiasaan buruk masyarakat melihat kondisi masih sepi, sampah di bungkus kantong plastik langsung di lempar ke sungai. Kami sebelum masuk ke Koramil atau Danramil Tanggul, kami sempat keliling di wilayah Tanggul, terus saya juga keliling ke sungai nyatanya sungai sangat parah sekali, ujar Danramil.

Jadi sampah-sampah di sepanjang sungai sangat parah, dan himbauan itu untuk membuang sampah pada tempatnya, dan kami perintah kesadaran masyarakat agar sampah jangan dibuang sembarangan, jangan sampai di buang ke sungai, dengan harapan kami nantinya akan berkordinasi dengan instansi terkait. Agar lebih bisa membersihkan ulang sampah di sepanjang sungai, baik dari Dinas Pengairan Provinsi (Lumajang), maupun di tingkat Kabupaten bisa kordinasi dengan pihak Provinsi untuk pelebaran atau normalisasi sungai yang ada di wilayah Kecamatan Tanggul ini, imbuh Holil.

“Warga Tanggul, Ispan yang juga ikut bersih-bersih sampah dirinya mengakui memang ada baiknya sebelum musim hujan tiba, sampah di sungai mulai di bersihkan walaupun kurang efektif. Namun alangkah baiknya menggunakan alat berat seperti Evakuator atau Beckho.

Agar sungai tidak mengalami penyempitan atau pendangkalan pada tanah warga yang rumahnya berdekatan dengan sungai tersebut. Menurut pengetahuan kami sampai saat ini sungai Tanggul selama kurang lebih 3 tahunan belum ada yang namanya normalisasi. Jadi kalau banjir besar kelasnya sangat berbahaya sekali, dan untuk (Bronjong), di selah kiri saya itu berada di tengah sungai. Kalau bisa itu di bersihkan sekalian agar di kembalikan semula. Mudah-mudahan dari pihak pemerintah yang terkait bisa menormalisasi sungai Tanggul. Sedangkan dari sudut pandang masyarakat mereka terpaksa membuang sampah kesungai atau bahkan membakar sampah sehingga menimbulkan polusi. Karena pemerintah tidak menyediakan tukang sampah secara gratis, biasanya masyarakat harus membayar tukang sampah, sehingga membebani pengeluaran rumah tangga” Tambahnya Ispan.

(Indra)

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *