Persada Sapta Dharma Jember Gebyar Memperingati 1 Sura 1959 Saka Jawa di Sanggar Candi Busana Sukoreno

 

Jember,http://radarreclasseering.com -Persatuan Sapta Dharma Kabupaten Jember, Majelis Luhur Kepercayaan Indonesia telah menyelenggarakan kegiatan memperingati Tanggap Warsa 1 Suro 1959 Saka Jawa, Candra Sangkala “Ambuka Indriya Gapuraning Jagat” tepatnya di Sanggar Candi Busana Desa Sukoreno, Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember, Jawa Timur.

 

Berlangsungnya kegiatan memperingati Tanggap Warsa 1 Suro 1959 Saka Jawa Candra Sangkala “Ambuka Indriya Gapuraning Jagat” dihadiri oleh Muspika Umbulsari, Bakesbangpol Jember, Disbudpar Jember, BPMD, RRI, Staf Tuntunan Jatim, Ketua Persada Jatim, Staf Tuntunan Agung Pusat Jogjakarta, Ketua Persada Sapta Darma Kabupaten Jember.

 

Dan Ketua Tuntunan Kerohanian Sapta Dharma Jember, dan beserta pengurus lainnya dan juga meliputi berbagai Lintas Agama diantaranya Katolik, Kristen, Hindu, Pon Sinarmas Jember, dan PJW Karang Taruna Sidoreno Umbulsari Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur.

 

Diawal kegiatan tersebut diiringi dengan tembang yang bernuansakan lagu Jawa sebagai kehormatan para pemirsa yang menghadiri kegiatan 1 Sura 1959 Saka Jawa. Dan selanjutnya menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya, serta pembacaan Teks Pancasila.

 

Dilanjutkan pembacaan teks Warah 7 sebagai pedoman atau petunjuk laku warga Sapta Dharma, yaitu yang di sebut Warah 7 sebagai kewajiban warga Sapta Dharma yang memiliki arti yang sangat besar dan sangat bermanfaat sekali bagi dalam kehidupan pada diri kita semua.

 

“Sunyoto selaku Ketua Panitia atau penyelenggara kegiatan 1 Sura 1959 Saka Jawa, mengucapkan terima kasih atas terlaksananya kegiatan malam ini semoga berjalan dengan lancar. Sekaligus harapan kami mari kita sama-sama saling menjaga kerukunan beragama serta kekompakan.

 

Dan tak lupa pula untuk mempererat hubungan antara sesama manusia serta dengan sang pencipta, dan selanjutnya kami akan mengurai atau menjelaskan kembali tentang pembacaan teks Warah 7 yang sangat bermakna dengan artian mendalam untuk bagi kita semua.

 

1.Setia Tuhu kepada Alla yang maha agung, maha roqim, maha adil, maha wasiso, maha langgeng.

2.Dengan jujur dan suci hati harus menjalankan perundang-undangan kenegaraannya.

3.Turut serta menyingsingkan lengan baju tegakkan berdirinya nusa dan bangsanya.

4.Memolong pada siapa saja dan bila perlu tampa mengharapkan balasan melainkan dengan rasa cinta dan kasih.

5.Berani hidup atas kekuatan diri sendiri

6.Sikapnya dalam hidup bermasyarakat kekeluargaan harus bersusila serta halusnya budi pekerti selalu merupakan petunjuk jalan yang mengandung jasa serta memuaskan.

7.Yakin bahwa keadaan dunia itu tiada abadi selalu berubah-ubah atau anyokro manggilingan.

Sesanti dimana saja pada siapa saja warga Sapta Dharma harus bersinar laksana surya atau (Baskoro),

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Hom swati astu namo budaya salam kebajikan berkah dalem rahayu salam waras”Sambutnya Sunyoto.

 

“Wahyu Widodo selaku perangkat Desa Sukoreno memberikan sambutan adanya Gebyar 1 Sura 1959 Saka Jawa di Sanggar Candi Dharma, mengucapkan kepada Persada khususnya dari Sapta Dharma yang berbahagia dan yang kami hormati beserta pemeluknya.

 

Bahwa kita pada malam hari ini diberikan suatu kesehatan, nikmat, tentram, damai lahir dan batin. Dan itu merupakan salah satu anugrah yang besar pada kita semua, dan terbukti pada malam ini semoga berjalan lancar tidak ada suatu halangan apapun.

 

Kami mewakili Desa Sukoreno dengan mengucapkan selamat malam 1 Sura 1959 Saka Jawa dan tentunya yang di peringati oleh Sapta Dharma, dan mudah-mudahan semua mendapatkan suatu hidayah, nikmat, dan berkah dalam kehidupan bermasyarakat.

 

Kami memberikan apresiasi yang setinggi tingginya bahwa kesepakatan, kebaikan Bhineka Tunggal Ika yang baru saja yang telah kita nyanyikan lagu Indonesia Raya, melambangkan satu kesatuan yang utuh yaitu sang saka merah putih itu lambang menyanyikan lagu Indonesia Raya.

 

Dan mempersatukan Nusantara ini dari seluruh agama, suku golongan menyatu dalam bingkai (Bhineka Tunggal Ika) lengkapnya adalah, Bhineka Tunggal Ika Tanhana Dharma Maruwah, tidak ada kebenaran yang lain, kebenarannya hanya satu yaitu (Tunggak).

 

Kegiatan Sura ini adalah dengan Candra Sangkak atau Candra Sangkala ini merupakan ajaran leluhur budaya bangsa Indonesia yaitu Ambuka Gapuraning Jagat, artinya membuka alat kewaspadaan untuk mencapai kesimpulan hidup.

 

Di balik 9591-1959 seperti hilang kertaning bumi 1941-1400 Mojopahit tenggelam sirno ilang kertaning bumi. Tahun 1400 Masehi maka itu yang menjadi patokan kusus bagi bangsa kita. Yang penting malam ini kami perangkat Desa Sukoreno sepakat dengan Gebyar 1 Sura 1959 Jawa Saka di Sanggar Candi Busono ini.

 

Dan semoga dengan terselenggaranya kegiatan malam ini berjalan lancar tampa ada suatu halangan apapun, demikian kami sampaikan terima kasih.

Rahayu, Waras”Tambahnya Wahyu.

 

“Camat Umbulsari Ronny Arvianto, S.E, mewakili Bupati Jember Muhammad Fawait, S.E, M.Sc, puji syukur atas karunianya kita dapat hadir di Sanggar Candi Busana Kerohanian Sapta Dharma di Desa Sukoreno dalam suasana penuh kebersamaan setitik besar spiritualitas dalam acara Gebyar 1 Sura 1959 Jawa Saka.

Camat Umbulsari Ronny Arvianto, S.E, mewakili Bupati Jember Muhammad Fawait, S.E, M.Sc, memberikan sambutan dan pandangan pemerintah Kabupaten Jember, doc.

Momentum peringatan bulan Sura yang ada tradisi Jawa yang kita kenal dengan

bulan penuh makna spiritual menjadi saat yang tepat kita semua untuk merenung, bersyukur, dan mempererat hubungan antara sesama manusia serta dengan sang pencipta.

 

Kegiatan Gebyar 1 Sura 1959 Saka Jawa bukan hanya kegiatan seremonial semata melainkan ajang memperkuat nilai-nilai kebaikan. Inspeksi diri serta mempererat menjalin tali silaturrahmi antar warga, diharapkan kegiatan ini akan membawa keberkahan kedamaian bagi masyarakat.

 

Dan sekaligus memperkaya kearifan lokal dalam bingkai kebhinekaan, Tahun Baru Jawa 1959 Saka Jawa ini adalah pengingat akan kekayaan budaya dan tradisi leluhur, kita yang luhur, ditengah gempuran moderenisasi, kita memiliki tanggung jawab besar.

 

Yaitu menjaga melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai kearifan lokal ini, serta dengan menjaga identitas budaya, dan mudah-mudahan semakin kuat dalam hadapi tantangan jaman, dan selanjutnya Sapta Dharma dengan acara kerohaniannya.

 

Dalam membentuk karakter masyarakat yang beralat mulia menjunjung tinggi toleransi, keberadaan Sanggar Candi Busana kerohanian Sapta Dharma di Desa Sukoreno ini adalah wujud nyata komitmen kita bersama dalam melestarikan warisan budaya dan spiritual.

 

Pemerintah Kabupaten Jember akan senantiasa mendukung upaya pelestarian budaya dan tradisi yang berakar dari masyarakat, kami menyakini bahwa kekuatan spiritual dan budaya lokal adalah pondasi penting dalam membangun daerah yang bermartabat, berdaya saing dan berkeadilan.

 

Dan sebelum mengakhiri sambutan ini, kami ingin menitipkan pesan, mari kita jadikan perayaan ini sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas diri, mendekatkan diri kepada Tuhan serta memberikan kontribusi positif bagi kemajuan Jember yang kita cintai ini, atas nama Pemerintahan Kabupaten Jember.

 

Saya mengucapkan selamat melaksanakan kegiatan Gebyar 1 Sura 1959 Jawa Saka semoga di tahun yang baru ini kita sekalian senantiasa memberikan kesehatan kebahagian, rejeki yang melimpah serta keberkahan dalam hidup setiap langkah dan kehidupan, dan semoga seluruh kegiatan berjalan lancar.

 

Dan membawa manfaat serta kedamaian bagi kita semua, Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Hom swati astu namo budhaya salam kebajikan berkah dalem rahayu soko salam waras”Sambutnya Ronny.

 

Menambahkan., “Kami sebagai mahasiswa dari berbagai kampus Jember sedang melakukan KKN disini, tanggapan kami sebagai mahasiswa tentang kerukunan yang ada di Desa Sukoreno ini menunjukkan bahwa toleransinya sangat tinggi, dan bisa di lihat pada acara kali ini.

Dan tidak hanya dapat warga dari Sapta Darma saja yang hadir, bahkan banyak para tokoh-tokoh dari berbagai lintas agama yang ikut serta menghadiri pada acara kegiatan malam ini, dan hal ini menunjukkan bahkan toleransi di Desa Sukoreno sangat tinggi.

 

Harapannya sebagai generasi muda semoga dalam kerukunan masyarakat antar agama di Desa Sukoreno ini menjadi lebih tinggi lagi dan berkelanjutan”Tambahnya Vina.

 

“Selamet Hariyanto selaku Staf Tuntunan Agung Sapta Dharma Pusat Jogjakarta,

Kita mengajak masyarakat untuk menengok atau memperingati Tahun Baru kita yaitu Tahun Jawa. Karena disini Sapto Dharmo sebagai motor penggerak, menggugah kebudayaan.

 

Tilarane yaitu nenek moyang kita yang adi luhung ini, kalau kesempatan ini kita sampaikan kepada masyarakat, supaya masyarakat luas itu tau bahwa kita ini mempunyai tahun baru sendiri yaitu (Tahun Jawa), dan tentang kerukunan umat beragama di Umbulsari tadi sudah dijelaskan Bapak Camat Umbulsari

 

Kita sangat merespon, istilahnya dari pengurus (Pusat) support kepada Sapto Dharmo yang berada di Desa Sukoreno, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember-Jawa Timur, dan sekaligus hal ini dimotori oleh Bapak Nyoto, masalah kerukunan merangkul.

 

Kerukunan segala aspek yang ada di Kecamatan Umbulsari ini, dan secara singkat tentang (Tahun Baru Saka) adalah, kita memperingati sejarah dimulainya sejak pada Tahun Saka dari Tahun 76 Masehi, hingga sekarang sudah Tahun 1959 Jawa Saka.

 

Dimana spiritualnya kita uraian masalah tes (Jumadi Manusa) sejak dari kandungan hingga lahir perjalanan manusia di kandungan 9 bulan 10 hari hingga lahir, itu mengandung filsafat yang sangat besar, dan penuh makna arti yang sangat dalam kalau kita jalaninya.

Dan oleh karena itu kami selaku Tuntunan Agung Sapto Dharmo (Pusat), pada malam ini kami mengucapkan selamat peringatan warta Suro 1959 Jawa Saka di Sanggar Candi Busono Sukoreno Kecamatan Umbulsari Kabupaten Jember, Rahayu Waras”Ujar Selamet.

(Indra).

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *