Kirab Tumpeng Desa Sidomekar Sambut Tahun Baru Islam 1447 Hijriah di Situs Beteng – Jember

 

Jember,http://radarreclasserring.com

-Pemdes Sidomekar mengelar acara kegiatan Kirab Tumpeng menyambut Tahun Baru Islam 1447 Hijriah, atau disebut 1 Muharram dalam istilah penanggalan Jawa 1 Suro, tepatnya pada Kamis, 26 Juni 2025 merupakan hari yang sangat sakral bagi masyarakat Jawa.

Kegiatan Kirab Tumpeng menjadi sebuah tradisi budaya Jawa, dan salah satu rangkaian kegiatan perayaan yang dilakukan setiap tahun di bulan (Suro). Kirab Tumpeng tidak hanya sekedar acara pesta, tetapi sebuah ungkapan syukur dan rasa bersyukur atas berkah dan keberkahan Desa Sidomekar kususnya.

Berlangsungnya kegiatan Kirab Tumpeng di Desa Sidomekar, Kecamatan Semboro, Kabupaten Jember, Jawa Timur dihadiri Camat Semboro Abdul Kadir, dan Kapolsek Semboro Iptu. Andrias Suryo Rubedo, dan Danpos Ramil 0824/31Semboro Peltu. Sur yo Hadi, dan lima Kades beserta perangkat desa, serta Ibu PKK, dan Toga, Tomas, Toda lainnya.

Dan seluruh peserta Kirab Tumpeng diberangkatkan dari Balai Desa Sidomekar menuju lokasi Situs Beteng sebagai tempat sejarah peninggalan jaman kerajaan (Majapahit).
Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan dan wasilah rasa syukur kepada leluhur.

Masyarakat dengan penuh semangat berpartisipasi dalam acara ini dengan mengenakan pakaian isti adat dan berbagai kostum khas daerah.
Dan mereka membawa tumpeng-tumpeng yang berlapis-lapis warna, dan masing-
masing membawa arti makna tersendiri dengan harapan yang berbeda.

Tumpeng sebagai bentuk kerucut atau gunung dan puncak kejayaan, sebagai wujud rasa syukur atas keberhasilan dan rezeki yang telah diterima. Disisi lain juga mencerminkan kesatuan dan kebersamaan masyarakat dalam menghadapi berbagai peristiwa dalam hidup.

Prosesi Kirab Tumpeng juga memiliki arti yang sangat bermakna yaitu menjaga keutuhan budaya leluhur kita, atau salah satunya seperti adanya Situs Beteng Sidomekar. Sebagai peninggalan sejarah jaman kerajaan (Majapahit), untuk lebih di kembangkan dan dilestarikan bagi generasi penerus.

Selanjutnya mengiringi para peserta perayaan Kirab Tumpeng memasuki lokasi Situs Beteng Sidomekar disambut dengan pentas seni tari tradisional, seperti tarian Tanjung Gumilang dan Jember Pandalungan dari kalangan usia anak pelajar tingkat sekolah dasar SD/SMP hingga orang dewasa.

Sebelum menutup seluruh rangkaian kegiatan Kirab Tumpeng terlebih dahulu berkirim doa kepada para leluhur agar kesemuanya di beri panjang umur serta keselamatan untuk keluarga.
Dan dijauhkan dari balak musibah, mala petaka di bulan 1 Muharram 1 Suro.

Penutup doa warga masyarakat yang hadir di lokasi Situs Beteng masyarakat menunggu giliran pembagian atau rebutan tumpeng yang dikelilingi buah-buahan, sekaligus makan nasi tumpeng bersama-sama agar acara ini jadi tradisi yang selalu dijaga untuk memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat disini.

Kades Sumbermekar bersama Perangkat desa dan Masyarakat Desa Sumber Mekar. *red
Kepala Desa Sumbermekar bersama Jajaran Pemdes dan Masyarakat Desa Sumber Mekar Sambut 1 Suro di Situs Beteng

“Kades Sidomekar Udi Prihwiyanto menjelaskan dengan kegiatan ini untuk konsepnya dari awal dulu kita ada kegiatan ulang tahun Desa Sidomekar ke-38 yang kita adakan pada bulan Mei kemarin dan berlanjut di 1 Muharram ini jadi kita bentuk 1 Muharram ini adakan ditiga dusun jadikan satu.

Yaitu dengan tema Sesaji Larung Sukerto yang artinya (Ngawiji). Ngawijinya tiga dusun menjadi satu dalam acara menyambut 1 Suro ini, jadi ada tiga dusun yaitu Dusun Babatan, Beteng dan Besuki dan selama tahun kemarin itu memang di acara 1 suro ini.

Cuman satu dusun aja yaitu (Beteng), dan di tahun ini kita gerakan di tiga dusun yaitu kita cari tema (Sesaji Larung Sukerto). Ngawiji menjadikan satu dan menyajikan hasil bumi, dan selama ini sudah di doakan dan sudah dilakukan makan bersama di Situs Beteng ini.

Dan ini namanya Situs Boto Mulyo, dan ini ada nilai sejarahnya peninggalan dari Majapahit dan dari orang-orang dulu juga mengatakan peninggalan Majapahit.
Tumpeng yang di kirab awalnya ada sekitar 30 RW jadi antusias warga semakin besar menjadi 38 tumpeng.

Yang dinilai ada 37 dan yang satu tidak dinilai karena ikut serta untuk meramaikan. Untuk rencana ke depannya insyallah ini kita akan ramaikan lagi”Cetus Kades Udi

(Indra)

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *